Tips Belajar Akuntansi Dasar jilid 2

Hai..
Bagian 2 belajar akuntansi neh..

.
Sebelum ngelanjutin baca artikel ini, pasti-in udah baca yang Bagian 1 dulu. Kalo enggak, ya tanggung sendiri kalo kepalanya senut-senut..
Pada bagian 2 ini, ternyata CV. SENYUM telah memulai bisnis setahun yang lalu. Tapi sayangnya,belum membuat Pencatatan akuntansi. CV. SENYUM memulai bisnisnya pertanggal 1 Maret 2010. Dan, per tanggal 31 Desember 2010, CV. SENYUM harus tutup buku. Sesuai permintaan, CV. SENYUM ingin periode pembukuannya adalah dari Januari s/d Desember tiap tahunnya.
Nah, tugas kita adalah, membantu CV. SENYUM untuk menyusun Pembukuannya.
.
Berikut adalah oret-oretan (catatan) pemilik CV. SENYUM. Oret-oretan ini, nantinya harus kita susun menjadi sebuah pembukuan dan berikutnya menjadi laporan keuangan dan seterusnya.
.
Transaksi 1 : 
1 Maret 2010, Pemilik mendirikan perusahaan bernama CV.  SENYUM yang bergerak di bidang jasa perbaikan televisi. Pemilik menggunakan uang pribadi sebesar Rp.  30.000.000 sebagai modal usaha. 
Transaksi 2:
1 April 2010, CV. SENYUM menyewa sebuah toko kecil sebagai bengkel. Biaya sewanya sebesar Rp. 8.000.000 selama 1 tahun dan dibayar Tunai.
Transaksi 3:
1 Mei 2010, untuk menambah keuangan, CV. SENYUM meminjam uang dari Bank BCA sebesar Rp. 40.000.000 dengan bunga 20% per tahun. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo per tanggal 1 Mei 2011.
Transaksi 4:
2 Mei 2010, CV. SENYUM membeli peralatan untuk reparasi seperti Obeng, Multi tester, Osciloscop dan lain sebagainya dari Toko Elektronik Jaya. Total pengeluaran sebesar Rp. 40.000.000 dan dibayar tunai.
Transaksi 5: 
4 Mei 2010, CV. SENYUM membeli suku cadang komponen sebagai Persediaan dari Toko Sinar Elektro. Total pengeluaran sebesar Rp. 5.000.000 dan akan dibayar 15 Mei 2010.
Transaksi 6:
15 Mei 2010, CV. SENYUM membayar hutang ke Toko Sinar Elektro sebesar Rp. 5.000.000 secara tunai.
Transaksi 7:
18 Mei 2010, CV. SENYUM membeli suku cadang komponen sebagai Persediaan. Total pengeluaran Rp. 3.000.000 dan dibayar tunai.
Transaksi 8:
28 Mei 2010, CV. SENYUM menggunakan Persediaan suku cadang komponen untuk memperbaiki TV pelanggan. Total nilai penggunaan sebesar Rp. 2.000.0000.
Transaksi 9:
10 Juni 2010, CV. SENYUM menerima pembayaran untuk jasa reparasi TV dari pelanggan. Total penerimaan sebesar Rp. 35.000.000.
Transaksi 10:
9 November 2010, Pemilik manarik dana sebesar Rp. 10.000.000.
 
Nah, oret-oretan diatas adalah catatan transaksi dari CV. SENYUM. Selanjutnya, kita harus menyusun oret-oretan diatas menjadi sebuah catatan Akuntansi yang disebut Jurnal.
Lalu apa itu Jurnal?
Alaah.. gampangnya, itu sebuah catatan harian semua transaksi Usaha. Bedanya sama oret-oretan diatas, mencatat di Jurnal harus menambahkan nama dan nomor Account yang sesuai (Buat yang gak tau apa itu Account, baca artikel Bagian 1. Oke..)
Dan karena kita mencampur semua jenis transaksi menjadi satu tabel catatan, maka jurnal-nya kita sebut Jurnal Umum.
.
Kapan kita harus membuat Jurnal?
Jurnal semestinya ditulis setiap terjadi transaksi. Atau setidaknya setiap hari. Tapi, berhubung CV. SENYUM sebelumnya tidak mengenal Akuntanti, terpaksa deh  kita harus me-rapel pembuatan Jurnalnya. Jadi ingat ya, pencatatan transaksi ke dalam Jurnal Umum dilakukan setiap terjadi transaksi, OK? Sip!
.
Perlu diingat!
Yang sangat perlu diingat saat menyusun Jurnal adalah, kita harus menggunakan rumus dasar Akuntansi yang sudah kita obrolin di bagian 1.
Ingat, sisi kiri dan sisi kanan harus sama. Dan, penambahan di sisi kiri = Debet. Sedangkan penambahan di sisi kanan = kredit.
Oke.. Sudah di-ingat-ingat kan?
Selain itu, ingat-ingat pula daftar Account kita pada Bagian 1. Apa saja yang termasuk Aset, Hutang, Modal, Pendapatan dan Biaya.
Lupa..?? Wadooh.. Buka lagi artikel Bagian 1..!!
.
Oke, kita anggap semua sudah siap.
Kita akan coba susun transaksi demi transaksi di-oret-oretan tadi.
.
TRANSAKSI 1 : 
Dari oret-oretan, hal pertama yang dilakukan oleh Pemilik adalah memasukkan modal usaha dan kita akan membuat Jurnal Umumnya. Jika sudah siap, pertama-tama, tulis No Transaksi seperti pada gambar di bawah (lihat no 1). Selanjutnya, tulis tanggal transaksi seperti no2.

Karena transaksi ini adalah setoran pemilik ke CV. SENYUM, maka Semua duit yang masuk ke CV. SENYUM, pastinya akan masuk ke KAS perusahaan kan?
Lalu, adakah Account Kas (cari di article bagian 1)?
Ya.. Ada! Account Kas adalah salah satu account Aset yang bernomor 100 dan berada di bagian sisi kiri rumus dasar Akuntansi. Artinya, kita sedang menambahkan nilai sebesar 30.000.000 di sisi kiri dari rumus akuntansi. 
Ingat aturan pertama! Sisi kiri harus sama dengan sisi kanan. 
Berarti, kita juga harus menambahkan sebesar 30.000.000 di sisi kanan. Tapi kita letakkan di Account apa?
Coba diingat-ingat lagi. Ada account apa saja di sisi kanan dan account apa yang paling pas.
Ya!! Ada account Modal! Nomornya: 300.
Jadi, selain kita menulis Account Kas seperti pada no 3 pada gambar di atas, kita juga harus menulis Account Modal seperti pada no 4.
Sekarang, saatnya mengingat aturan rumus dasar akuntansi yang kedua dan ketiga!
Penambahan pada sisi kiri, harus kita beri label Debet! Makanya, nilai 30.000.000 pada account Kas, kita tulis di kolom Debet (lihat no. 8 pada gambar).
Sedangkan penambahan pada sisi kanan, harus kita beri label Kredit! Makanya, nilai 30.000.000 pada account Modal, kita tulis di kolom kredit (lihat no.9 pada gambar).
Sip… Transaksi 1, sudah kita tulis di jurnal. Dan kalo mau iseng-iseng ngitung sisi kiri dan kanan, sampai detik ini, masih sama-sama 30.000.000. Masih seimbang kan..?
.
TRANSAKSI 2:
CV. SENYUM menyewa tempat untuk bengkel.
Ini adalah pengeluaran pertama CV. SENYUM. Pengeluaran disebut juga pembiayaan. Artinya, sewa tempat merupakan salah satu biaya. Nah pertanyaannya, adakah account biaya sewa tempat?
Yup.. Ada!
Sewa tampat, dapat kita masukkan ke dalam account Biaya Sewa dengan nomor: 510. Dan account ini, berada di sisi kanan. Artinya, dengan menggunakan aturan ketiga, maka menambah nilai pada sisi kanan akan berlabel Kredit. Tapi ada pengecualian di sini!
Yang jadi masalah adalah, kelompok Account Biaya bersifat mengeluarkan atau mengurangi. Saat nilai account ini bertambah, maka sesungguhnya, nilai sisi kanan malah akan berkurang. Jadi, saat catatan Account Biaya Sewa bertambah sebesar 8.000.000, maka sisi kanan sesungguhnya berkurang 8.000.000. 
Karena itu, label-nya pun harus dibalik. BUKAN berlabel Kredit, tapi kita beri label Debet.
Dan karena sisi kanan berkurang, maka sesuai aturan pertama, maka sisi kiri pun harus berkurang dengan nilai yang sama.
Dan dari mana duit pengeluaran biaya sewa kita ambil? Ya, kita ambil dari Kas!
Karena itu, kita harus mencatat pengurangan Account Kas sebesar 8.000.000. Dan ingat aturan kedua. Saat sisi kiri berkurang, maka pencatatan tersebut harus berlabel Kredit.
Lihat gambar berikut:

.
TRANSAKSI 3:
Pada transaksi 3, CV. SENYUM menambah modal dengan meminjam dana dari Bank BCA. Artinya, ada pemasukan uang ke CV. SENYUM.
Seperti sebelumnya, dana segar yang masuk ini, kita masukkan ke KAS. Dan karena transaksi ini menambah sisi kiri RUMUS, maka harus berlabel Debet.

Dan sesuai aturan rumus pertama, yaitu sisi kiri = sisi kanan, maka di sisi kanan pun harus kita tambahkan dengan nilai yang sama.
Ada Account Hutang Bank bernomor 220!
Ya, kita catat di account tersebut. Dan ingat aturan ketiga. Penambahan sisi kanan harus berlabel Kredit.
.
TRANSAKSI 4:
Untuk bekerja, CV. SENYUM membutuhkan peralatan. Karenanya, pada transaksi keempat, CV.SENYUM beli peralatan senilai 40.000.000.
Ketika CV.SENYUM membeli peralatan, maka peralatan-peralatan tersebut akan menjadi HAK MILIK CV.SENYUM. Atau bisa disebut juga sebagai kekayaan CV.SENYUM. Sedangkan kekayaan merupakan ASET.
Jadi, saat CV.SENYUM membeli peralatan, maka sesungguhnya CV.SENYUM sedang menambah ASET perusahaan. Maka dari itu, transaksi ini akan kita catat  di salah satu account Aset yang berada pada sisi kiri RUMUS.
Dan ternyata, pada sisi kiri, kita memiliki Account Peralatan yang bernomor 140. Dan ingat, menambah pada sisi kiri harus berlabel Debet. Juga harus diingat, sisi kiri dan sisi kanan harus tetap sama.
Berarti, apakah kita harus menambahkan nilai pada sisi kanan?
Tidak juga, agar sisi kiri tetap sama dengan sisi kanan, tidak selamanya harus menambah di kedua sisi. Tapi bisa juga dilakukan dengan menambah sisi kiri, juga mengurang sisi kiri.
Dengan kita menambah account Peralatan yang merupakan salah satu account Aset, maka kita cukup mengurangi account Kas, yang juga salah satu account aset, dengan nilai yang sama. Hasilnya seperti gambar di bawah. Kedua Account (Kas dan Peralatan) merupakan account Aset namun, satu berlabel Debet dan yang lain berlabel Kredit.

.
TRANSAKSI 5:
Selain peralatan, CV.SENYUM juga membutuhkan suku cadang untuk memperbaiki Televisi. Dan pada transaksi ini, CV.SENYUM membeli suku cadang sebagai persediaan dengan cara KREDIT (berhutang).
Seperti halnya peralatan, suku cadang persediaan ini merupakan aset. Karena itu harus dicatat pada sisi kiri.
Kita memiliki account Persediaan bernomor 120 untuk mencatatnya. Dan selalu diingat, menambah disisi kiri harus berlabel Debet.
Agar sisi kiri dan kanan tetap seimbang, maka kita harus menambah atau mengurangkan pada account lain. Hmm.. Dan karena suku cadang dibeli dengan cara hutang, maka yang lebih pas adalah menambah account Hutang Usaha yang bernomor 200. Account ini adalah salah satu dari account HUTANG dan berada di sisi kanan. Ingat, menambah sisi kanan harus berlabel Kredit. Lihat gambar di bawah:

.
TRANSAKSI 6:
Jika sebelumnya (transaksi 5), CV.SENYUM berhutang, maka pada transaksi ini, CV.SENYUM akan membayar hutang.
Untuk membayar hutang, maka kita harus mengurangi account Hutang Usaha. Ingat, mengurangi sisi kanan harus berlabel Debet.
Karena kita mengurangi sisi kanan, maka agar rumus tetap seimbang, maka kita harus mengurangi juga sisi kiri. Lagian, ini kan bayar hutang, makanya kita harus mengambilnya dari uang Kas. Artinya, kita harus mengurangi account Kas. Ingat, mengurangi sisi kiri, harus berlabel Kredit.
Lihat gambar di bawah:

.
TRANSAKSI 7:
Pada transaksi ini, CV.SENYUM belanja lagi suku cadang untuk persediaan. Tapi kali ini, dengan cara TUNAI.
Seperti pada transaksi 5, maka pembelian ini harus kita catat pada account Persediaan yang merupakan sisi kiri. Karena pembelian dilakukan secara Tunai, maka kita cukup menguranginya dari account Kas yang juga berada di sisi kiri.
Ingat, menambah sisi kiri harus berlabel Debet sedangkan mengurangi sisi kiri harus berlabel Kredit.
Lihat gambar berikut:

.
TRANSAKSI 8:
Akhirnya, CV.SENYUM memiliki pelanggan yang memintanya untuk memperbaiki Televisi. Dan untuk perbaikan televisi tersebut, CV.SENYUM harus mengambil beberapa persediaan suku cadang dari gudang.
Karena CV. SENYUM menggunakan/mengeluarkan suku cadang persedian yang merupakan aset usaha, maka transaksi ini harus dicatat sebagai pengeluaran.
Pengeluaran merupakan pembiayaan, karenanya harus dicatat ke dalam account BIAYA yang berada disisi kanan. Dan account Biaya yang cocok adalah: Account Biaya Perbaikan Televisi yang bernomor 500.
Seperti pada transaksi 2, ketika kita menambah nilai account Biaya, sesungguhnya kita malah mengurangi nilai sisi kanan. Artinya, penambahan tidak akan berlabel Kredit, tapi malah berlabel Debet.
Dan agar rumus tetap seimbang, maka kita harus mengurangi account persediaan yang berada disisi kiri. Lagian, suku cadangnya kan kita ambil dari Persediaan. Jadi, account yang tepat untuk mencatatnya, tentu account persediaan. Dan ingat, mengurangi sisi kiri harus berlabel Kredit.
Lihat gambar:

.
TRANSAKSI 9:
Syukurlah.. Pada Transaksi 9 ini, pelanggan akhirnya membayar tagihan reparasi CV.SENYUM. Dan CV. SENYUM pun akhirnya memiliki pendapatan pertamanya.
Pendapatan ini, langsung kita masukkan ke Kas perusahaan. Dan seperti biasa, kita catat ke account Kas yang merupakan account sisi kiri.

Dan supaya rumus tetap seimbang, kita juga harus mencatatnya disisi kanan.
Ya, kita catat di account Pendapatan Jasa dengan nomor 400. Dan tetap diingat, menambah sisi kanan harus berlabel Kredit.
.
TRANSAKSI 10:
Ternyata, pemilik membutuhkan dana segar untuk kebutuhan sehari-hari. Dia pun menarik dana dari CV. SENYUM sebesar 10.000.000.
Penarikan dana, dicatat dengan menggunakan account Prive yang bernomor 310. Account Prive adalah salah satu account MODAL yang berada di sisi kanan.
Seharusnya, sesuai aturan, menambah sisi kanan akan berlabel kredit. Namun sesungguhnya, saat kita menambahkan nilai pada account Prive, kenyataanya kita sedang mengurangi nilai dari sisi kanan (Ingat, account Prive adalah account untuk mencatat penarikan). Jadi, alih-alih kita beri label Kredit, kita akan memberinya label Debet.
Dan agar seimbang, kita akan mengurangi nilai account KAS. Account KAS berada di sisi kiri. Dan mengurangi sisi kiri berlabel Kredit.
BS_Akuntansi_bag2_11

Wooww…! Panjang banget neh artikelnya. Fuiih..
Tapi akhirnya, artikel bagian 2 ini selesai sampai disini. Semua transaksi yang ada di oret-oretan sudah kita pindahkan ke Jurnal Umum.
Nah, bagaimana hasil keseluruhan Jurnal Umum, lihat gambar berikut:
BS_Akuntansi_bag2_12
Dan… Sampai ketemu lagi di bagian 3 yang akan membahas tentang membuat laporan keuangan. Ups, maksud gw, ngebahas Buku Besar.. Baru abis itu ngebahas laporan keuangan..
Semoga bermanfaat, see ya… :)

Sumber : https://berandasenyum.wordpress.com
Tips Belajar Akuntansi Dasar jilid 2 Tips Belajar Akuntansi Dasar jilid 2 Reviewed by Andri 25 on Kamis, November 19, 2015 Rating: 5

2 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.